Memahami Asas, Norma, dan Aturan PBJ
Benarkah pemilihan harus dengan Tender? Untuk menjawab ini maka kita kembali kepada asas pengadaan, atau dalam Perpres PBJ kita disebut prinsip pengadaan. Dalam asas pengadaan kita, setiap pengadaan harus dilakukan dengan efisien yang artinya dalam pengadaan kita harus mendapatkan barang/jasa dengan pengorbanan sumber daya sehemat mungkin. Kemudian dengan asas tersebut, melahirkan norma bahwa pengadaan harus dilakukan dengan cara yang kompetitif supaya mendapatkan penawaran terbaik yang mampu mengaktualisasikan tujuan kita mendapatkan barang/jasa secara efisien. Dengan norma tersebut, maka kita harus mencantumkannya menjadi aturan, supaya tatacara itu diikuti dan dilaksanakan oleh pelaku pengadaan.
Namun demikian, asas pengadaan tidak berlaku sama di setiap tempat dan jaman. Dipengaruhi oleh ideologi atau kepercayaan masing masing. Di negara dengan sistem ekonomi sosialis, maka pasar bebas dan kompetisi akan ditolak karena akan melahirkan hukum rimba, yang kuat semakin kuat dan yang lemah, semakin tereksploitasi dan teraniaya. Oleh karena itu, maka semua badan usaha bisa jadi dimiliki oleh negara, sehingga proses pemilihan cukup dilakukan dengan penunjukan langsung pada badan usaha yang spesifik bidangnya ditentukan pemerintah.
Bagaimana pengadaan Barang/jasa Islami atau Pengadaan Barang/Jasa Syariah? Jika kita melihat bagaimana Rosululloh bertransaksi maka kita akan melihat bahwa cara transaksinya dilakukan dengan negosiasi, keterbukaan dan kejujuran. Transaksi pengadaan ditujukan untuk keberkahan dan tidak boleh ada unsur ketidakpastian didalamnya. Bahkan pengadaan dilakukan dengan negosiasi berdasarkan keuntungan, manfaat dan keadaan para pihak. Pengadaan Barang/Jasa Syariah menolak segala macam jenis riba dan semua yang masuk kategori itu, termasuk bunga, denda dan yang sejenisnya.
Berdasarkan penjelasan diatas, aturan pengadaan adalah bentuk akhir dari ideologi/cara pandang/budaya yang menghasilkan asas dan norma yang berbeda-beda, sehingga menghasilkan aturan yang berbeda-beda pula. Persamaannya adalah semua dilakukan dengan keyakinan bahwa itulah yang terbaik. Itulah pentingnya kenapa kita harus bisa menghargai perbedaan pendapat, perbedaan cara dan perbedaan lainnya, karena esensinya kita memang berbeda-beda.
Oleh : Nandang Sutisna, S.T.,M.T.